Oleh-oleh Cerita Ikut Seminar Military Dentistry Di Polandia
Sehari-hari
penulis adalah dokter gigi yang bertugas di Rumah Sakit TNI AL Dr. Ramelan Surabaya.
September 2016 silam penulis mendapat kesempatan untuk tampil sebagai penyaji dalam seminar military dentistry di Poznan, Polandia. Penulis ingin berbagi
pengalaman hadir di seminar internasional tentang kesehatan gigi kemiliteran
ini.Ini adalah cerita oleh-oleh ikut seminar dentist di Polandia.
Salah satu minat saya hadir karena bahwa
BENDERA negara kita sangat mirip dengan Polandia, yaitu berwarna MERAH PUTIH. Hanya
susunannya saja yang berbeda. Bendera Indonesia adalah merah putih, sedangkan
bendera Polandia adalah putih merah.
Poznaṅ merupakan
kota terbesar kedua setelah ibukota Polandia, yakni Warsawa. Poznan, menurut
buku yang diberikan oleh Kementerian Pertahanan, Polandia, merupakan kota
dengan area sebesar 29. 827 Km2, dengan populasi berjumlah 3.408.000 jiwa. Kota
ini mendapat julukan The Greater Poland Voivodeship. Artinya kurang lebih
begini: “ Suatu propinsi besar di Polandia.”
Konon, kota ini sekarang merupakan daerah perdagangan,
dengan manajemen yang baik, dilengkapi dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
mumpuni, dan didaulat sebagai tempat tinggal yang nyaman.
Rangkaian acara
seminar tersebut berlangsung selama sepekan. Dengan susunan agenda terdiri dari
welcome reception, culture day (semacam acara traveling dengan mengunjungi
tempat wisata di kota tempat acara berlangsung), seminar, dan acara penutupan.
Pada acara Welcome Reception, biasanya diminta menggunakan kostum traditional
dress dari negara asal masing-masing peserta.
BATIK INDONESIA
Traditional
dress dari Indonesia adalah batik. Berbicara mengenai Batik, di mata semua
orang, bahkan dunia Internasionalpun sudah meyakini, kalau Batik adalah karya
seni budaya tinggi, yang merupakan heritage penuh pesona yang berasal dari
Indonesia. Batik sudah menjadi aset yang berharga dari bangsa kita.
Acara Culture Day, berjalan kaki dari katedral ke Old town dengan eksis menggunakan blus batik dari Cirebon. |
Maka saat
menjalankan tugas negara ke negeri benua biru, penulis sengaja membawa batik
rupa-rupa. Dan ternyata, selama di Polandia ada beberapa acara resmi. Baik di
kota Poznan sendiri maupun di Warsawa.
CULTURE DAY
Pada acara
Culture Day, seluruh peserta diajak mengikuti walking tour, atau tur dengan
berjalan kaki. Dengan mengunjungi beberapa destinasi yang menjadi ikon di kota
Poznan, antara lain ke Museum, Katedral, dan Old Town ini. Kali ini ingin
bercerita khusus Old Town dulu yaa..
Acara Culture Day, dengan berjalan kaki dari katedral ke Old
town dengan eksis menggunakan blus batik dari Cirebon. Hasil gambar yang
merupakan perpaduan manis antara budaya dari timur berupa batik dan bangunan
klasik dari budaya barat, Poznan, Eropa timur.
Old town, bila
diterjemahkan secara bebas, kira-kira berarti pusat kota tua. Beberapa
wisatawan menyebut dengan lengkap, yaitu The Old Town Square. Obyek wisata ini
merupakan destinasi KEKINIAN dengan tetap menjaga ‘rasa’ KEKUNOANnya. Sehingga
ada aturan, bahwa area ini tidak boleh dimasuki oleh kendaraan.
Sebetulnya old
town ini, kalau di negara kita semacam alun-alun. Mengingat tempat ini terletak
di daerah yang mudah ditemukan serta merupakan tempat yang luas. Beberapa
sumber mengatakan bahwa pada destinasi ini terdiri dari beberapa bangunan.
Di tengahnya
berdiri bangunan megah yang dulunya merupakan pusat, semacam gedung walikota
atau pusat pemerintahan kala itu. Bangunan megah yang bersejarah dengan cita
rasa tinggi ini, dulunya merupakan pusat, semacam gedung walikota atau pusat
pemerintahan kala itu. Tempat ini secara umum pada zaman dahulu digunakan untuk
berkumpul dan berkegiatan untuk rakyat serta berfungsi untuk memberi pengumuman
pada warga sekitar.
Bangunan ini
disebut dengan The old town Hall atau great hall semacam balai kota yang bagus
dengan berbagai macam dekorasi orisinal yang unik bak di negeri dongeng yang
manis dan penuh histori.
Menjelang petang penulis dan rekan berfoto di depan great hall/yang dikelilingi bangunan dengan warna warni |
Bangunan pusat
yang kaya sejarah ini dikelilingi oleh pemandangan dengan banyaknya bangunan
rumah berbentuk indah dengan menggunakan warna-warni yang mencolok serta warna
yang berbeda satu dan lainnya, namun cukup menawan. Seperti pada bangunan di
Eropa lainnya, yang masih menjaga cagar budaya, daerah ini merupakan heritage.
Berada di sini
sungguh menjadikan peristiwa yang tidak terlupakan (unforgetable). Masyarakat
disana menyebutnya sebagai the pearl of the renaissance the 16th century atau
mutiara dari peninggalan abad ke 16. Konon pada zaman dulu, tempat ini
dirancang, sekaligus dibangun oleh arsitek Itali, bernama Giovanni Baptista Quadro.
Dengan jalanan masih berbatu dengan bentuk kotak-kotak. Berada di lingkungan
ini, seolah mendapatkan suasana misteri.
DESTINASI YANG
FOTOGENIC
Old town adalah
kota kecil dan sudah tua, namun indah berada di pusat kota. Merupakan destinasi
yang sangat sibuk. membutuhkan waktu beberapa jam untuk berjalan di seluruh
tempat tersebut. Lokasi ini merupakan destinasi yang fotogenic, artinya bila
diambil gambar dari sudut manapun dan kapanpun, hasilnya sangat bagus. Sebab
semua bangunan masih benar-benar dijaga keasliannya dengan warna warni yang
mencolok (row). Sekarang perumahan di sekitarnya sudah menjadi museum.
Setiap hari pada tengah hari jam 12 tepat akan keluar patung
dua domba di atas yang saling beradu kepala untuk menatapkan kepala selama 12
kali. Sayang penulis meskipun datang pagi, siang sore dan malam tidak sempat
menemui momen itu.
Kunjungan kedua ke
old town
Di sekitar
bangunan banyak penjual atau disebut dengan Old Town Market, semacam pedagang
kaki lima yang menjual beberapa souvenir. Mereka ditata dengan begitu manisnya
sehingga menjadi destinasi yang nyaman untuk didatangi sekaligus memiliki
kenangan yang dalam. Mereka menyebutnya dengan unforgettable.
Penulis
mendatangi old town tidak hanya saat culture day saja. Kedatangan kedua
dilakukan setelah acara seminar, dengan tujuan untuk mencari souvenir sebagai
cindera mata bagi kerabat yang akan dibawa nanti ketika kembali pulang ke
Indonesia.
Dalam old town
pada bangunan asli dan di pinggirnya dikelilingi oleh beberapa restoran, cafe,
dan bar. Bila malam, disinari dengan lampu yang temaram. Pada setiap meja
terdapat asesoris berupa bunga indah nan segar. Kebetulan saat penulis datang,
memasuki musim semi. Jadi terlihat bunga cantik bertebaran dimana-mana.
Pada kesempatan
lain, penulis dan rombongan ingin mencoba kuliner sekalian ingin mengetahui
pada suasana sore menjelang malam di old town, dan ternyata hasilnya tetap
nampak eye catching.
Nama old Town di Poznan, benar-benar dijaga kekunoannya.
Berada dilingkungan tersebut terasa sekali seperti suasana di negeri dongeng,
mirip gambaran pada komik HC Andersen yang di masa kecil sering menjadi bacaan
penulis. Oh....rasanya jarum jam berputar berbalik arah, dan memasuki dunia
lain, yakni masa jadul.
Selama penulis
tinggal di Poznan ini, sudah berkunjung ke old town ini beberapa kali. Baik
siang saat culture day maupun kala maghrib sehabis seminar. Terakhir kalinya,
rombongan kami mengunjungi old town pada malam saat penutupan seminar military
dentistry dengan suasana yang lebih baik. Tampak penampilan dari bangunan yang
indah dan bila malam dilengkapi dengan suasana yang sangat romantis. Pokoknya
destinasi ini termasuk yang wajib untuk dikunjungi
PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN
Acara berbatik
ria digunakan saat diundang kedutaan besar Indonesia di Warsawa, Polandia dalam
acara Indonesia’s Independence Day Celebration, dengan tamu yang terdiri dari
para undangan yang berskala Internasional.
Peserta seminar dari Indonesia bersama Dubes RI untuk Polandia |
Akhirnya penulis
merasa bersyukur karena telah melaksanakan tugas dengan baik, bisa berbagi pengalaman
dengan para dokter gigi militer dari seluruh dunia dengan baik, sekaligus
mendapat manfaat untuk mengunjungi destinasi di Eropa yang begitu menjaga warisan
budayanya. Seperti negara kita yang juga mencintai dan menjaga budaya berupa
batik.
Pembaca yang
baik, kita sebagai warga Indonesia yang baik, mari berbangga diri memakai batik
di acara apapun.
Leave a Comment