Wisata di Jember | Nama Pantainya Antimainstream


      Wisata di Jember | Adanya media sosial perpesanan seperti WhatsApp (WA) atau lainnya mengakibatkan terbentuknya beberapa grup. Mulai kelompok sekolah (SD, SMP, SMA, kuliah), tempat kerja, komunitas, dan lain-lain.

Dengan demikian terjadilah percakapan sehari-hari, yang membahas mulai dari banyolan, gosip yang sedang trending topic, destinasi wisata, kuliner, rencana reuni atau lainnya.

      Saat itu ada beberapa teman (baik dari SMP, SMA, dan kuliah) yang mengupload destinasi Teluk Love. Tempat ini berada dalam kawasan Pantai Payangan, Ambulu, Jember, Jawa timur.

Gambar 1. Teman yang berdomisili di Jember sedang meng-upload keindahana Teluk Love. Sungguh merupakan suguhan yang mak jleb....

Wisata di Jember, Kenapa Disebut Teluk Love?

      Seperti diketahui, bahwa TELUK, artinya perairan laut yang menjorok ke daratan. Perairan yang masuk ke daratan tersebut ditandai dengan adanya bibir pantai. Pada umumnya bibir pantai membentuk garis lembut setengah melengkung. Nah di sini yang membuat unik ialah gambaran dari bibir pantainya yang berbentuk antimainstream.

Mengapa disebut antimainstream? Sebab bibir pantai ini menyerupai bentuk daun waru, yang di kalangan anak jaman now identik dengan simbol Love.

      Di samping pemandangan bibir pantainya yang unik, nampak pula sajian air lautnya yang terdiri dari perbedaan susunan gradasi warna secara lembut. Di tengah hamparan air laut tersebut terdapat beberapa properti hiasan, yaitu berupa pulau mungil dan batu karang.

Seorang rekan domisili Jember sedang mengunggah keindahan Teluk Love di grup WhatsApp

Semua itu dikolaborasi dengan padu padan cerahnya cuaca langit. Sungguh we o we... WOW.. luar biasa pesona kecantikan dari pemandangan Teluk Love ini. 

Jangan-jangan pemandangan ini merupakan kepingan dari surga ya ?.

Bagaimana cara memperoleh gambar untuk mendapatkan bibir pantai yang menyerupai simbol Love ?

      Bila traveler ingin mendapatkan hasil gambar yang TOP, maka terlebih dulu wajib untuk melakukan perjalanan yang cukup menantang, yaitu naik ke Bukit Suroyo, dengan ketinggian sekitar 400 meter. Dari sini, barulah bisa diperoleh gambar bibir pantai yang unik itu.

      Maka bermimpilah daku untuk bisa hadir di tengah keindahannya. Dan keinginan tersebut sering penulis kemukakan dalam grup WA komunitas kelas 3 IPA 1 SMAN I Jember. Sehingga muncul wacana untuk reuni sembari plesir ke Teluk Love.

Kebetulan Mbak Ririn, salah satu anggota kelas bersedia ketempatan untuk reuni. Karena memang tinggal di Ambulu yang jaraknya relatif dekat dengan destinasi tersebut. Asik kali ya..reuni sambil wisata ke teluk Love.

      Hari gini, reuni bukan lagi sekadar acara makan, atau menyanyi. Namun diupayakan adanya kebersamaan dengan cara yang sedang ngetren, yakni mengexplore keindahan alam. Reuni bisa menjadi ajang silaturahim. Bukankah silaturahim bisa memanjangkan umur? Jadi reuni plus traveling, dijamin lebih menyehatkan bagi jiwa dan raga.

      Maka diputuskan pada November 2017, kelas kami mengadakan reuni di rumah mbak Ririn Tujuan utama melihat keelokan pendar cahaya sang surya...dengan lain kata memburu Sunrise di Teluk Love.

Mulai Bergerak dari Kota Jember

      Sesuai rencana semula, yaitu ingin mendapat suasana keindahan teluk Love saat sunrise. Sehingga diputuskan berangkat dari meeting point di rumah salah seorang teman, yang bernama Datik, di Jember. Pada pukul 03.00 WIB dini hari langsung werrr..go show

     Selama perjalanan menuju Ambulu, jalanan begitu gelap, karena udara sekeliling masih diselimuti kabut atau dalam bahasa jawa pedut. Mungkin dikarenakan saat itu masih masuk dalam musim penghujan.

      Sesampainya di Pantai Payangan, Ambulu, Jember suasana sekitar masih benar-benar gelap. Lampu neon masih hidup untuk menerangi jalan sekitar lokasi. Di langit, masih terlihat hiasan dari sang rembulan yang hendak berkemas untuk berangkat ke peraduan dan menenggelamkan cahaya dirinya.

Selanjutnya akan digantikan oleh pendar cahaya sang Surya dalam rangka untuk menyinari bumi. Inilah tanda dari proses pergantian malam ke pagi. Inilah salah satu wisata di Jember. 

Termyata Harus Mendaki Bukit Dulu Dengan Kemiringan Cukup Sulit

       Tiba di kawasan wisata alam ini, pertama kali kami disambut oleh papan yang berisi tulisan TELUK LOVE, masuk melalui bukit SUROYO. Sebelum memulai trekking, terlihat ada sebuah tong besar, yang di dalamnya terdapat beberapa tongkat.

 Ternyata tongkat ini digunakan sebagai ‘senjata’ untuk menuntun bagi para pendaki. Oh iya, rupanya sudah disediakan juga secara otomatis jasa pemandu atau semacam tour guide. Rombongan kami mendapat pemandu, yang bernama Pak Suga.

       Terdapat dua jalur untuk mencapai Teluk Love. Yaitu jalur arah ke kanan dan kiri. Pak Suga mengajak kami untuk melewati jalur di sebelah kiri. Wah..kenyatan yang di dapat adalah,,,, jalan yang cukup menanjak dengan tingkat kemiringan yang cukup tajam. Mungkin sekitar 45 derajat.

Masih Alami Banget, Banyak Satwa Liar 

    Dan ...untungnya hal ini dilakukan secara berbarengan. Meski demikian, seperti biasa, penulis selalu berjalan paling belakang dan ditemani suami. Saat berjalan, tidak lupa disambi dengan merekam keindahan sekitar untuk diambil gambarnya.

      Di sepanjang jalan setapak itu, penulis menemui rimbunnya pepohonan, bahkan terdengar suara bercericit, setelah penulis lihat ke atas, ohh...rupanya mereka adalah hewan penunggu pohon berupa kera.

Entah termasuk golongan dan jenis kera yang mana. Sebab penulis hanya melihat secara sepintas lalu. Mereka terlihat sedang bergelayutan sambil bercengkerama dengan teman sejawatnya sesama kera. Melalui gerakan yang begitu cepat, mereka berpindah dari satu pohon ke pohon lain.(bersambung)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.